PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sebagian besar dari kita sudah tahu atau paham betul tentang
plankton dan kehidupannya, tetapi, tidak sedikit juga yang asing mendengar
istilah “plankton”. Plankton adalah organisme (tumbuhan dan hewan) yang
hidupnya melayang atau mengambang dalam air dan pergerakaannya dipengaruhi oleh
arus. Jadi, plankton dapat berupa tumbuhan yang biasa disebut “fitoplankton”
dan plankton hewan atau”zooplankton”, dan jumlahnya tentu jauh lebih banyak
daripada ikan. Banyaknya jumlah plankton tidak terlepas dari peranannya yang
sangat penting, dimana fitoplankton mampu menghasilkan sumber energi (melalui
proses fotosintesis) yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan oleh
semua mahluk hidup melalui proses rantai makanan (food chain) dalam suatu
ekosistem
yang kompleks (Mulyadi, 2010).
Plankton berasal dari
kata lain bahasa Yunani yang berarti pengembara. Fitoplankton maka mengacu pada organisme yang
berkeliaran di perairan
permukaan danau, sungai,
dan lautan. Plankton termasuk banyak kelompok alga. Kelompok taksonomi yang
dominan berbeda antara air tawar dan laut. Di perairan tawar,
cyanobacteria dan alga
hijau yang mencolok
dan morfologi beragam
sementara di samudera
kelompok-kelompok ini terutama diwakili oleh cyanobacteria
coccoid kecil dan
microflagellates hijau. Dinoflagellata terjadi di
air tawar dan lingkungan
laut tetapi jauh
lebih dominan dan
beragam di lautan.
Diatom yang melimpah di
kedua sistem air (Graham dan Wilcox, 2000).
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini
dilaksanakan adalah untuk mengevaluasi kualitas suatu perairan dengan
penggunaan indeks hayati, untuk mengetahui jenis plankton yang terdapat di
suatu perairan, dan untuk dapat mengetahui klasifikasi dari plankton yang
didapat di perairan tersebut.
Kegunaan
Praktikum
Adapun kegunaan praktikum ini
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test di Laboratorium Planktonologi
Fakulatas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
TINJAUAN
PUSTAKA
Plankton adalah organisme air yang hidupnya melayang-layang dan pergerakannya
sangat dipengaruhi oleh gerakan air. Plankton dibagi menjadi fitoplankton,
yaitu organisme plankton yang bersifat tumbuhan dan zooplankton, yaitu plankton
yang bersifat hewan. Selain itu berdasarkan siklus hidupnya dikenal
holoplankton, yaitu plankton yang seluruh siklus hidupnya bersifat planktonik
dan meroplankton, yaitu plankton yang hanya sebagian dari siklus hidupnya yang
bersifat planktonik. Sebenarnya plankton juga mempunyai alat gerak (misalnya
flagelata dan ciliata) sehingga secara terbatas plankton akan melakukan
gerakan-gerakan, tetapi gerakan tersebut tidak cukup untuk mengimbangi gerakan
air disekelilingnya, sehingga dikatakan bahwa gerakan plankton sangat
dipengaruhi oleh gerakan air. Berdasarkan habitat hidupnya, dibedakan antara
haliplankton, yaitu plankton yang hidup di habitat laut dan limnoplankton,
yaitu plankton yang hidup di habitat air tawar. Selanjutnya plankton dapat
dibagi berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu makroplankton dengan ukuran tubuh >
500 µm (untuk haliplankton, > 2 mm), mikroplankton dengan ukuran tubuh 20 –
200 µm (untuk haliplankton, 50 – 500 µm), nanoplankton dengan ukuran tubuh 2 -
20 µm (untuk haliplankton, 10 - 50 µm) dan ultraplankton dengan ukuran tubuh
< 2 µm (untuk haliplankton, < 10 µm). Selain itu terdapat kelompok
megaplankton yang mempunyai ukuran tubuh yang sangat besar seperti kelompok
medusa (Cyanea arctica) yang
mempunyai diameter tubuh 2 m dan panjang tentakel lebih dari 30 m. Kelompok ini
merupakan kelompok plankton yang sangat
jarang ditemukan dan umumnya hidup pada
habitat laut (Barus, 2004).
Kehadiran plankton (fitoplankton dan
zooplankton) di dalam air merupakan makanan utama ikan-ikan kecil, sehingga
keberadaannya tanda kesuburan pada perairan. Mikroalga sering mengakibatkan
blooming (bunga air). Dalam keadaan ini, maka yang terjadi adalah ikan-ikan
kecil menjadi mati, disebabkan karena mikroalga menghasilkan toksin yang dapat
meracuni ikan; dan terjadi korosi terhadap logam, karena di dalam massa
mikroalga penyebab blooming didapatkan
bakteri
Fe atau bakteri S penghasil
asam
korosif
(Waluyo, 2009).
Plankton sebagai produsen primer melakukan
fotosintesis. Hasil dari proses fotosintesis yang dilakukan merupakan
produktivitas primer. Produktivitas primer fitoplankton dapat diukur dengan
selisih botol gelap dan botol terang. Hal tersebut tentu kan menunjukkan adanya
kegiatan respirasi dan fotosintesis oleh fitoplankton. Pada kondisi terang
tentu terjadi keduanya, tetapi kondisi gelap
tidak demikian karena
fitoplankton hanya mengalami respirasi. Oleh sebab itu, cahaya sangat dibutuhkan fitoplankton untuk melakukan fotosintesis
(Ssanyu dan Schagerl, 2010).
Berbagai upaya dilakukan untuk menekan laju
peningkatan emisi CO2 di atmosfer (pemanasan global). Semua negara
di dunia diwajibkan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang ada. Salah
satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi CO2
adalah lautan. Di dalam lautan terdapat berbagai organisme laut yang dapat
menyerap CO2. Organisme laut yang dapat menyerap emisi CO2
diantaranya adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme autotrof yang
mempunyai klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis dan
menghasilkan O2 (Ivan, 2009).
Perairan tidak hanya merupakan kebutuhan
manusia yang paling dasar tetapi juga menjadi pusat pembangunan berkelanjutan,
yang akhirnya terkait dengan kesehatan, pertanian, energi, dan pengentasan
kemiskinan. Daerah aliran sungai didefenisiskan sebagai suatu unit lahan alami,
di atas lahan mana air yang jatuh atau yang keluar dari sumber (mata air) atau
yang mencair dari es/salju (untuk wilayah yang bersalju), dan gagal menguap,
maka air tersebut terkumpul oleh gaya berat dan mengalir melalui permukaan
menuju pintu keluar (outlet) bersama. Outlet
bersama tersebut
dapat berupa sungai, danau,
atau laut
(Rais, dkk., 2004).
Kehidupan ekosistem
perairan memiliki kondisi atau keadaan dalam perairan yang dapat menentukan
kualitas perairan tersebut dan mempengaruhi aktivitas organisme terutama
plankon. Kondisi tersebut merupakan faktor fisik dan kimia perairan. Beberapa
faktor fisik yang terlibat, yakni sifat substrat, baik padat, batu batu, kerikil, lumpur pasir, atau
gambut adalah aspek umum dari flora ditentukan untuk sebagian besar oleh faktor
ini; tekanan biasanya hal ini dalam kasus
focoids vesikular ada batas sampai kedalaman kekuatan air; suhu dapat mempengaruhi distribusi biogeografi, dan untuk
setiap lokalitas tertentu, tetapi mungkin ada perubahan musiman dalam
temperatur yang dapat mempengaruhi komposisi flora (ada atau tidak adanya
faktor lagi); penerangan melibatkan
variasi musiman pada intensitas cahaya, variasi diurnal dalam kaitannya dengan
saat air tinggi; dan intensitas cahaya aktual dan spektrum pada kedalaman yang
berbeda. Beberapa faktor kimia yang terlibat, yakni salinitas dapat beroperasi sebagai faktor ada atau tidak adanya
di tempat di mana air tawar berjalan di laut atau di mana ada laguna pesisir; subtsrat
umumnya perbedaan komposisi kimia memiliki
sedikit efek pada flora; pH (keasaman) dengan
pH air laut biasanya berkisar dari sekitar 7-9 dan faktor tersebut tidak ada kepentingan
besar untuk ganggang litoral meskipun mungkin signifikansi dalam beberapa kolam
batu tinggi di mana pada siang hari, pH bisa naik sampai 10; kandungan oksigen
biasanya rendah tetapi cukup untuk keperluan
metabolisme; dan nutrisi penting dalam mengendalikan
periodisitas musiman plankton
laut dan air tawar (Chapman, 1962).
Laut merupakan sebuah
ekosistem besar yang menjadi tempat hidup bagi berbagai macam biota laut, dari
yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, yang hidup di pesisir hingga
hidup di laut dalam. Biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di
perairan laut yang menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen,konsumen
dan produsen primer. tetapi jauh lebih dominan
dan beragam di
lautan. Diatom yang melimpah
di kedua sistem air
(Graham dan Wilcox, 2000).
Air merupakan sumberdaya yang terperbarui
yang esensial untuk kehidupan kita. Air mengalami suatu daur. Air jatuh dari
langit sebagai hujan. Hujan sebagian lagi mengalir di atas permukaan tanah dan
sebagian lagi masuk ke dalam tanah. Oleh panas matahari air menguap. Dari uap
air terbentuklah awan dan dari awan terbentuklah hujan. Daur ini berlangsung
sepanjang masa tak ada habisnya. Hutan dan bentuk vegetasi lain mempunyai
peranan penting dalam daur ini. Dengan adanya hutan lebih banyak yang meresap
ke dalam tanah (Soemarwoto, 2004).
METODE PRAKTIKUM
Waktu
Dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan di perairan
Pulau Unggeh, Kecaamatan Pandan, Kabupaten Taanuli Utara, Provinsi Sumatera
Utara. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 7 April 2011 Pukul 08.00-15.00 WIB.
Bahan
dan Alat Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada
saat praktikum adalah air laut, lugol, fehling A, dan aquadest. Adapun alat yang
digunakan pada saat praktikum adalah plankton net, ember, baskom, handsprayer,
pipet tetes, botol sampel, corong, object glass, cover glass, mikroskop cahaya,
buku gambar, kalkulator, dan alat tulis.
Metode
Praktikum
Adapun metode yang digunakan dalam
praktikum adalah dengan menggunkaan indeks diversitas Shanon-Wiener:
H’ = - Pi ln Pi
Keterangan:
Pi = jumblah suatu spesies : Jumblah semua spesies
Parameter
yang Diamati
Adapun
parameter yang diamati adalah keragaman plankton, suhu, cahaya matahari, arus,
dan sedimen.
Prosedur
Praktikum
Adapun
prosedur praktikum adalah:
1. Sediakan
air laut sebanyak 50 L
2. Masukkan
air tadi ke dalam plankton net dan semprot dengan handsprayer berisi aquadest
3. Ambil
sampel sebanyak 50 ml dan pisahkan pada dua botol sampel
4. Tambahkan
3-4 tetes lugol pada botol sampel pertama dan fehling A pada botol sampel yang
kedua
5. Ambil
kembali sebanyak 1 ml dari (50 ml)
6. Ambil
kembali sebanyak 1 tetes (dari 1 ml) dan teteskan pada object glass dan ditutup
dengan cover glass
7. Amati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40
8. Gambar
di buku gambar
9. Beri
keterangan klasifikasi,bentuk ukuran,cara perkembangbiakan dan kehidupan
(habitat)
10. Hitung
indeks hayati dan beri keterangan tingkat pencemaran perairan yang diamati.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Nama
Plankton
|
Jenis
|
Jumlah/tetes
|
Jumlah/ml
|
Jumlah/50ml
|
Zat
|
Carteria
sp.
|
Fitoplankton
|
1
|
20
|
1000
|
Fehling A
|
Ceratium
sp.
|
Zooplankton
|
1
|
20
|
1000
|
Lugol
|
Frontonia
sp.
|
Zooplankton
|
5
|
100
|
5000
|
Lugol
|
Microcystis
sp.
|
Fitoplankton
|
3
|
60
|
3000
|
Fehling A
|
Microspora
sp.
|
Fitoplankton
|
3
|
60
|
3000
|
Lugol
|
Nostoc
sp.
|
Fitoplankton
|
1
|
20
|
1000
|
Lugol
|
Oedogonium
sp.
|
Fitoplankton
|
9
|
180
|
9000
|
Fehling A
|
Oedogonium
sp.
|
Fitoplankton
|
12
|
240
|
12000
|
Lugol
|
Pediastrum
sp.
|
Fitoplankton
|
5
|
100
|
5000
|
Lugol
|
Polyarthra
sp.
|
Zooplankton
|
1
|
20
|
1000
|
Lugol
|
Stephanoceros
sp.
|
Zooplankton
|
2
|
40
|
2000
|
Fehling A
|
Stiegeoclonium
sp.
|
Fitoplankton
|
3
|
60
|
3000
|
Lugol
|
Synedra
sp.
|
Fitoplankton
|
3
|
60
|
3000
|
Fehling A
|
Synedra
sp.
|
Fitoplankton
|
2
|
40
|
3000
|
Lugol
|
Rumus:
Indeks keanekaragaman hayati
(Shanon-Wiener):
H’
= - Pi ln Pi
Keterangan:
Pi
=
H’ = - Pi ln Pi
= - [ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
+ (ln)
]
=
- (-0,077 - 0,077 - 0,226- 0,165 - 0,165 - 0,077 - 0,367- 0,226 – 0,077 – 0,127 – 0, 165 – 0226)
=
- (-1,968)
H’ = 1,968
Pembahasan
Berdasarkan
hasil praktikum diperoleh indeks keanekaragaman plankton perairan di pulau
Unggeh sebesar 1,968. Indeks ini menunjukkan bahwa laut pulau Unggeh tercemar
ringan. Menurut Lee, dkk. (1975) indeks keanekaragaman dpat dikelompokkan
sebagai berikut:
>2,0 = tidak tercemar
2,0-1,6 =
tercemar ringan
1,5-1,0 = tercemar sedang
<1,0 = tercemar berat
Keadaan ini dipengaruhi oleh
beberapa parameter yang terdapat di laut tersebut. Diantaranya sedikit
aktivitas yang dilakukan oleh manusia akibatnya tidak banyak suplai nutrisi yang
mendukung perairan tercemar. Intensitas cahaya yang cukup hangat mengurangi
kadar oksigen terlarut sehingga tidak
begitu banyak jumlah
organismenya.
Jenis plankton
yang ditemukan antara lain Carteria sp.,
Ceratium sp., Frontonia sp., Microcystis sp.,
Microspora sp., Nostoc sp., Oedogonium sp.,
Pediastrum sp., Polyarthra sp., Stephanoceros
sp., Stiegeoclonium sp., dan Synedra sp. Plankton yang ditemukan
dominan pada jenis fitoplankton. Hal ini diakibatkan karena praktikum yang
dilakukan pada siang hari terdapat cahaya matahari yang diperlukan fitoplankton
untuk berfotosintesis. Menurut Barus (2004), fitoplankton adalah organisme plankton yang bersifat tumbuhan. Dengan demikian, fitoplankton mampu
melakukan proses
fotosintesis untuk
menghasilkan bahan organik karena mengandung
klorofil.
Oleh karena fitoplankton dapat melakukan
fotosintesis, maka fitoplankton adalah sumber penghasil oksigen terbesar karena
laut merupakan bagian terbesar dari bumi ini. Menurut Ivan (2009), berbagai
upaya dilakukan untuk menekan laju peningkatan emisi CO2 di atmosfer
(pemanasan global). Semua negara di dunia diwajibkan memanfaatkan seluruh
potensi sumber daya yang ada. Salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi emisi CO2 adalah lautan. Di dalam lautan terdapat
berbagai organisme laut yang dapat menyerap CO2. Organisme laut yang
dapat menyerap emisi CO2 diantaranya adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme
autotrof yang mempunyai
klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis dan
menghasilkan O2.
Fitoplankton sebagai produsen dapat mempengaruhi
rantai makanan yang ada di laut tersebut. Jumlah ikan di laut tersebut dapat
hidup karena adanya fitoplankton, yang dimakan zooplankton, yang kemudian akan
dimakan ikan kecil dan besar. Menurut Waluyo (2009), kehadiran plankton
(fitoplankton dan zooplankton) di dalam air merupakan makanan utama ikan-ikan
kecil, sehingga keberadaannya tanda kesuburan pada perairan. Mikroalga sering
mengakibatkan blooming (bunga air). Dalam keadaan ini, maka yang terjadi adalah
ikan-ikan kecil menjadi mati, disebabkan karena mikroalga menghasilkan toksin
yang dapat meracuni ikan; dan terjadi korosi terhadap logam, karena di dalam
massa mikroalga penyebab blooming didapatkan bakteri Fe atau bakteri S penghasil asam korosif.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1. Bahwa diketahui plankton adalah Plankton adalah
organisme air yang hidupnya melayang-layang dan pergerakannya sangat
dipengaruhi oleh gerakan air.
2. Bahwa
diketahui jenis plankton yang ditemukan di laut pulau Unggeh antara lain Carteria sp., Ceratium sp., Frontonia sp.,
Microcystis sp., Microspora sp., Nostoc sp.,
Oedogonium sp., Pediastrum sp., Polyarthra sp.,
Stephanoceros sp., Stiegeoclonium sp., dan Synedra sp.
3.
Bahwa diketahui indeks
keanekaragaman plankton laut pulau Unggeh adalah 1,968 dan menunjukkan bahwa
peariran ini tercemar ringan.
4.
Bahwa diketahui fitoplankton
adalah produsen yang dapat mempengaruhi rantai makanan yang ada di laut
tersebut.
5.
Bahwa diketahui plankton
khususnya fitoplankton dapat mengurangi pemanasan global karena merupakan penyerap
emisi CO2 dan penghasil O2 terbesar di bumi.
Saran
Sebaiknya
pengambilan sampel air langsung disaring plankton net-nya pada perairan dan
tidak menggunakan ember atau penampung air lainnya
agar plankton yang didapat murni dari perairan
tersebut.Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut agar plankton yang didapat
lebih kompleks deskripsi karakteristiknya dan sebaiknya daratan sekitar
perairan didukung dengan aktivitas yang mencukupi pembuangan limbah untuk
nutrisi bagi kehidupan plankton dan tidak membuat perairan tercemar.
DAFTAR
PUSTAKA
Barus, Ternala Alexander. 2004. Pengantar
Limnologi. USU Press, Medan.
Chapman, V. J., and D. J. Chapman. 1962. The Algae,
Second Edition. The Macmillan
Press, London.
Graham,
Linda E., and
Lee W. Wilcox.
2000. Algae. Prentice-Hall, Inc., New
York.
Ivan, Handoko. 2009. Peran Fitoplankton dalam
Mengurangi Efek Rumah Kaca. http://www.lipi.go.id [ 2 Mei 2011].
Mulyadi, H. Agus. 2010. Mengenal Dunia Plankton Lebih Dekat Sejak Dini. http://www.lipi.go.id [ 3 Mei 2011].
Rasi, Jacub, dkk. 2004. Menata Ruang Laut Terpadu.
PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup
dan Pembangunan. Djambatan, Jakarta.
Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. UMM
Press, Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.